Rabu, 25 Mei 2011

Pendidikan Katolik dulu dan sekarang

Pendidikan adalah hal yang telah semestinya kita dapatkan dari mulai lahir hingga meninggal. Akan tetapi tidak sepantasnya kita singgung bilamana pendidikan disaat ini tidak dikotak-kotakan dalam strata dan kepentingan masing-masing. Pun demikian bagi sang pendidik yang saat ini perlu menekankan segi keseimbangan kerja di dalam tugasnya keseharian, entah dia bertugas sebagai Guru, Polisi, Politik, Pedagang dan lain sebagainya.
Sayang, Dunia Pendidikan kita saat ini sangatlah memprihatinkan. Mau dilihat dari sisi manapun pastilah kita mengelus dada. Entah itu sekolah negeri maupun swasta semuanya masih berkutat pada dua sisi mata uang yaitu "Pendidikan terbaik dan Sarana terbaik".



Tantangan dan Ancaman Infomasi Teknologi

Dunia Informasi dan Teknologi sekarang ini melesat jauh meninggalkan kemampuan para Pendidik sekarang. Dulu, para pendidik memegang peranan sebagai sumber informasi namun sekarang ini, sumber informasi tidak tersusun hierarki tetapi lurus sejajar baik pendidik maupun yang dididik sehingga siapa cepat mendapatkan informasi dan teknologi maka dialah yang menang.
Tantangan seperti itulah yang semestinya telah diantisipasi oleh siapapun sehingga  hal tersebut bukan dianggap sebagai ancaman yang besar bagi para pendidik. Sekarang ini, Pendidik akan merasa rendah diri bilamana ia tidak mampu untuk mengoperasikan HP, Laptop, Wifi, dan mungkin akan sampai pada Generasi Teknologi ke 4.5 yaitu Android mmmm....tetapi tidak semata-mata pendidik kudu menguasai itu semua, hanya sebaiknyalah pendidik jangan disepelekan begitu saja oleh para pelajar. Contoh nyata adalah anggota DPR yang melancong ke Australia baru-baru ini yang tidak tahu alamat email pemerintahan.

Pendidikan Katolik

Pendidikan Katolik pun tidak lepas dari permasalahan. Segala tantangan dan hambatan beriringan saling mengisi dari waktu ke waktu. Kualitas yang dulu disegani oleh Pendidikan Negeri, sekarang ini terlewati. Pendidikan Katolik sekarang ini seperti "hanya untuk Katolik". Kita bisa melihat kualitas sekolah Katolik dulu dengan berkaca dari hasil saat kini yaitu banyak sekali para pejabat dan artis non Katolik yang tenar lulusan di pendidikan Katolik. Oleh sebab itu, kita lupa akan identitas Katolik kita sebagai  orang yang memiliki misi luar biasa, silahkan lihat tautan berikut ini "http://www.cathnewsindonesia.com/2011/03/23/sekolah-katolik-diminta-pertahankan-misi/ " 
Kita masih beruntung memiliki sekolah katolik yang unggul, baca tautan disebelah ini http://www.cathnewsindonesia.com/2011/05/11/sekolah-katolik-unggulan-versi-majalah-gatra/ 
namun tetap menjadi tantangan kita untuk dapat memberikan pendidikan yang dapat diakses oleh siapapun seperti yang menjadi harapan Ki Hajar Dewantara.
Maka dari itulah dibentuk sebuah lembaga yang mewadahi dan mengayomi sekolah-sekolah Katolik dimana ia mampu bekerjasama dengan yayasan-yayasan Katolik untuk segera meretas segala permasalahan dan tantangan didepan. 
.

Tim Peduli Pendidikan KAMS
    Visi Tim Peduli Pendidikan Kevikepan Agung Makassar adalah turut ambil bagian secara aktif dalam pembaruan komitmen atas panggilan dan perutusan Gereja demi tercapainya generasi muda yang cerdas, dewasa dan beriman melalui Lembaga Pendidikan Katolik. 
    MISI:
    1.Menjadi agen perubahan sosial dengan ciri khas Katolik dalam dunia pendidikan.
    2. Membantu sekolah-sekolah yang kurang berkembang menjadi sekolah yang mandiri.
    3. Bekerjasama dengan semua pihak dan elemen di Keuskupan Agung Semarang untuk memajukan pendidikan Katolik.

    Peran serta umat Katolik dan para orang tua murid untuk membantu perbaikan mutu pendidikan Katolik di lingkup Kevikepan Makassar dengan peran masing-masing, khususnya dengan menyekolahkan anak-anak di lembaga Pendidikan Katolik, akan sangat bermanfaat. Untuk itulah Tim Peduli Pendidikan Kevikepan Makassar memposisikan diri sebagai mediator dan fasilitator dalam pengembangan mutu pendidikan Katolik ini.

    By Artian D Wijaya







    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar